Langsung ke konten utama

Provider yang Anti Ribet

Ceritanya, saya sering sekali mendapatkan sms spam. Sampai akhirnya awal Juni lalu, saya memutuskan untuk mengganti sim card. Saya memang memiliki dua sim card, satu nomor pascabayar yang sudah saya pakai sejak 15 tahun yang lalu, sedangkan satu nomor lagi prabayar yang memang saya sering gonta-ganti. Dari berbagai macam provider yang ada sudah pernah saya coba. Namun, karena memang bukan nomor utama jadi saya lebih suka menggonta-gantinya dengan tujuan mencari paket internet yang murah meriah dengan signal bagus. Ditambah pula dengan seringnya mendapatkan sms spam ini, membuat saya kemudian mencari-cari kembali provider baru yang tepat. Teman sekantor saya sempat menawari satu provider yang asing bagi saya. Awalnya karena ragu dengan provider ini, saya mulai mencari-cari info tentang provider baru tersebut. Melalui  salah satu situs internet terkenal , saya mendapatkan review bagus tentang provider baru tersebut. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk membeli sim card dari provider ter

Strong Woman in Strong Era


Tulisan dibuat awalnya untuk dilombakan menyambut Hari Kartini,
namun diurungkan karena satu dua hal.
 

Menggaung-gaungkan emansipasi sepertinya sudah tidak lagi relevan untuk sekarang ini. Kita bukanlah Kartini yang harus dipingit yang tahunya hanya 3 M masak, macak dan manak.
Sekarang wanita dituntut lebih aktif dan berwawasan luas. Banyak posisi penting yang tidak lagi didominasi oleh pria. Wanita-wanita sekarang jauh lebih berani mengambil tanggungjawab dan berada di garis depan kepemimpinan. Mereka tak lagi merasa tabu menggaung-gaungkan hal sensitive seperti pelecehan yang mereka alami untuk menuntut hak dan keadilan bagi kaumnya. Ataukah merasa malu apabila mereka memilih untuk hidup single tanpa pasangan dan menjadi wanita karier.
Tak dipungkiri sama sekali bahwa pertumbuhan wanita karier pun semakin banyak di negara ini. Menurut CNN sendiri wanita karier Indonesia, terbanyak keenam di Dunia. Perjuangan R.A Kartini memang akhirnya berbuah juga bukan?
Kalau melihat dari berbagai peran yang dapat dimainkannya, kita bisa melihat bahwa wanita memang memiliki seribu tangan untuk menggambarkan bagaimana kekuatan mereka. Contohnya dalam sebuah keluarga seorang wanita dewasa dapat berperan sebagai seorang Ibu untuk anak-anaknya, seorang istri untuk suaminya, seorang anak untuk orangtuanya dan juga bahkan dapat menjadi tulang punggung keluarganya. Mengurusi dari hal sepele di rumah sampai hal tersulit di kantornya. Itulah karunia yang dimiliki wanita, karena wanita bahkan mampu memikirkan hal terdetail sekalipun yang biasanya tidak terlalu dipedulikan oleh seorang Pria.
Menjadi wanita kuat adalah tantangan tersendiri untuk wanita-wanita sekarang ini. Mengupgrade pengetahuan bahkan juga melatih mental mereka untuk dapat bergerak mengikuti perubahan zaman, menyesuaikan peran mereka dimana mereka berada.
Wanita merupakan sosok yang sering kita jumpai dalam kehidupan bukan. Pernahkan berfikir bahwa orang-orang tersebut adalah orang-orang kuat yang berada disekitar kita? Apapun peran yang mereka ambil dan jalankan. Apapun pilihan mereka, seorang wanita dituntut untuk mengambil peran lebih dalam setiap tanggungjawabnya di tengah keluarga dan komunitas yang dibentuk/terbentuk disekitarnya.

Ada beberapa wanita yang saya menyaksikan sendiri kehidupannya. Seperti seorang wanita yang satu ini, baru beranjak berusia 28 tahun dan berprofesi sebagai Admin di salah satu perusahaan swasta di Jakarta misalnya. Profesi suami freelance kearah tidak bekerja, wanita ini memikul tanggungjawab sebagai tulangpunggung keluarga kecilnya. Sehari-hari dia bangun sekitar pukul 05.00 pagi untuk menyiapkan makanan untuk bayinya yang berusia 9 bulan, mengupgrade pengetahuan setiap bulan untuk makanan apa yang cocok atau tidak bagi tumbuh kembang sang bayi, serta juga isu-isu kesehatan apa yang perlu diketahuinya. Selain itu dia juga menjalankan perannya sebagai istri, menanak nasi untuk sang suami dan menyiapkan sarapannya. Barulah kemudian bersiap-siap untuk pergi bekerja. Setiap harinya selama 5 x 8jam dari pukul 08.00-17.00 dia akan berada di kantor, menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang karyawaan sebuah perusahaan. Dengan berbagai macam pekerjaan yang dilakukannya dan juga konflik yang dialami baru setelah pukul 17.00 dia bisa pulang. Namun, tidak cukup sampai disitu, dengan upah seorang admin dan menjadi tulang punggung untuk menghidupi suami maupun putrinya, dia membanting tulang dengan mengambil kerjaan sambilan menerima pesanan makanan. Sehingga setelah bekerja, dia tidaklah langsung pulang, tetapi mulai mengantar pesanan makanan. Barulah pukul 18.30 dia bisa berjalan pulang, sesampainya di rumah setelah membersihkan diri, dia mulai menyiapkan pesanan untuk hari berikutnya atau memasaak makan malam keluarganya sambil menemani putri semata wayangnya yang tidak berjumpa lebih dari 8 jam dengannya bermain. Inilah peran wanita sebagai tulang punggung keluarganya dan dengan semangat, kegigihan, keiklasan menjalani perannya. Penulis menghargainya sebagi wanita hebat.
Lain lagi dengan seorang Manager berusia 47 tahun, sudah tetap dengan jabatannya dan karier yang dibangunnya sejak muda. Sekarang ini memiliki karier yang mapan dan terus menerus mendaki ke puncak. Dengan idealism bahwa tidak perlu ada pembantu untuk membantunya di rumah, dia tetap mengerjakan bagiannya sebagai Ibu 2 orang anak yang juga sudah beranjak dewasa dan seorang istri bagi suaminya yang juga sudah mapan dalam pekerjaannya. Setiap pagi dia juga sudah bangun sekitar pukul 04.00, menyiapkan sarapan bagi seisi rumahnya. Selagi seiisi rumahnya juga mulai bersiap-siap menjalankan aktivitas mereka juga. Kemudian mereka mulai berpisah untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Anak-anaknya pergi bersekolah dan kedua orangtuanya pergi bekerja. Keluarga ini akan berjumpa di malam hari ketika setiap anggota mulai pulang kembali ke rumah mereka.
Dengan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang manager, dia mulai menjalankan perannya sebagai atasan di kantornya. Membenahi yang salah, dan mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan apa yang dia minta dan butuhkan. Jika diperlukanpun dia akan keluar untuk meeting dan berjumpa dengan para clientnya. Sambil sesekali memeriksa dan memantau keadaan orangtuanya yang sedang dimasa pemulihan setelah menjalani operasi atau anak-anaknya yang sedang dalam masa ujian sekolah. Satu lagi wanita hebat, seorang wanita karier yang tetap menjalankan perannya sebagai seorang Ibu, Istri dan Anak bagi keluarganya.
Atau satu lagi cerita seorang wanita, ibu rumah tangga biasa saja. Dengan seorang suami yang menjadi pegawai swasta dan seorang anak yang sudah mulai masuk taman kanak-kanak. Setiap harinya dia melakukan hal biasa seperti memasak, mencuci dan mengantar anaknya sekolah. Dengan mengayuh sepeda karena tidak bisa menggunakan kendaraan bermotor dia mulai mengantarkan putra kecilnya ke sekolah, menitipkannya pada gurunya yang bergegas pulang. Sesampainya di rumah dia mulai membereskan rumahnya dan merapikan mainan putranya. Ketika waktunya putranya pulang dia kembali mengayuh sepedanya dan menjemputnya. Itu jika semua lancar, namun kalau putranya tiba-tiba menangis meminta dibelikan sesuatu atau ketika dia tidak patuh dengan gurunya di sekolahnya. Maka sang ibu yang harus berperan dalam keluarganya ini yang menghadapi keluhan dan rengekan terebut, dan dengan besar hati, dia mulai mengajak putranya berbicara dan mulai menasehatinya. Dia melakukan perannya sebagai pendidik utama bagi anaknya. Tantangannya tidak hanya sampai disitu saja, setiap waktu tidak harus mengupgrade pngetahuannya mengenai imunisasi yang semakin banyak dibandingkan zamannya dahulu. Ada juga penyakit-penyakit baru yang mulai bermunculan, sehingga sebagai seorang ibu dengan naluri alami melindungi buah hatinya dia mencari tahu hal-hal tersebut.

Saya tidak sedang berbicara mengenai wanita-wanita hebat yang dapat dijumpai dalam berbagai artikel di surat kabar atau foto-fotonya yang menyebar di dunia maya. Saya juga tidak berbicara mengenai wanita hebat yang dapat mengubah dan mempengaruhi dunia seperti Ratu Elizabeth II ataupun cucu menantunya Kate Middleton. Saya mungkin tidak berbicara mengenai wanita-wanita hebat yang bisa berdampak buat negaranya ataupun kota tempat dia mengabdi seperti Ibu Susi Pudjiastuti dengan berbagai kebijakan yang begitu viral dan mengagumkan, salah satunya mengenai penenggelaman kapal ataupun Ibu Tri Rismaharini dengan ketegasan karakternya serta kebijakan-kebijakannya yang membuatnya menerima gelar kehormatan dari ITS.

Pernahkan teman-teman sekalian memperhatikan orang-orang yang berada di belakang pemimpin-pemimpin hebat kita? Di belakang Bapak Jokowi tidak hanya ada Ibu Iriana dan anak-anaknya. Jauh sebelum itu, karakter dan kharisma Bapak Jokowi terbentuk di rumah dimana Beliau dibesarkan. Kebiasaannya dan kesederhanaannya adalah bentukan dari orangtua yang mendidik, membesarkannya dengan nilai-nilai yang benar dan satu lagi yang berperan penting pasti juga Ibundanya.
Bagaimana dengan Najwa Shihab, seorang reporter dan jurnalis, pembawa acara Mata Najwa. Apakah kalian berpikir keberaniannya berbicara dan menjadi reporter dan jurnalis hebat didapatnya seperti sulap. Saya yakin itu salah besar, keberaniannya pasti tercipta di tengah keluarga yang mendidiknya dengan nilai-nilai yang benar, dan keberaniannya tumbuh seiring waktu dan jam terbangnya sebagai reporter.
 

Saya hanya berbicara mengenai wanita-wanita hebat dengan peran-peran biasa di tengah keluarga dan lingkungannya yang menuntutnya tetap mengupgrade pengetahuannya. Menuntutnya untuk mengisi pikirannya dengan pengetahuan-pengetahuan baru, namun tidak melupakan setiap nilai-nilai yang dianutnya. Mungkin saja, menciptakan perubahan buat dunia jauh dari angan-angan mereka. Namun dari tangan wanita-wanita yang dianggap biasa inilah sebenarnya mereka wanita-wanita hebat. Dari sanalah, siapa tahu pemimpin masa depan selanjutnya lahir, dari didikan dan tanggungjawab seorang wanita biasa, yang sebenarnya wanita hebat di dalam peran yang diambilnya. Mengambil peran dan tanggungjawab serta menerapkan nilai-nilai yang benar itulah tantangan dan peran wanita hebat di tengah era sekarang.


Dengan banyaknya isu-isu seperti Sara, Ras, dan Transgender sekarang ini. Benteng pertahanan yang paling utama bagi generai utama adalah keluarga. Peran Ibu sangat dibutuhkan

Jadi, siapa wanita-wanita hebat disekitar anda? Sudahkah anda menghargainya? 
Selamat menyambut Hari Kartini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Provider yang Anti Ribet

Ceritanya, saya sering sekali mendapatkan sms spam. Sampai akhirnya awal Juni lalu, saya memutuskan untuk mengganti sim card. Saya memang memiliki dua sim card, satu nomor pascabayar yang sudah saya pakai sejak 15 tahun yang lalu, sedangkan satu nomor lagi prabayar yang memang saya sering gonta-ganti. Dari berbagai macam provider yang ada sudah pernah saya coba. Namun, karena memang bukan nomor utama jadi saya lebih suka menggonta-gantinya dengan tujuan mencari paket internet yang murah meriah dengan signal bagus. Ditambah pula dengan seringnya mendapatkan sms spam ini, membuat saya kemudian mencari-cari kembali provider baru yang tepat. Teman sekantor saya sempat menawari satu provider yang asing bagi saya. Awalnya karena ragu dengan provider ini, saya mulai mencari-cari info tentang provider baru tersebut. Melalui  salah satu situs internet terkenal , saya mendapatkan review bagus tentang provider baru tersebut. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk membeli sim card dari provider ter

Budgeting Keperluan Bahan Makanan dengan Yummy App

Sebagai anak kos yang memiliki budget pas-pasan, memasak sendiri menjadi pilihan utama untuk menghindari pengeluaran yang berlebih. Apalagi di tengah pandemi sekarang ini. Memasak sendiri dirasa jauh lebih sehat, bersih dan aman daripada mengkonsumsi makanan dari luar. Namun, terkadang sering kali kita kehabisan ide untuk memasak yang sesuai dengan budget kita. Beruntungnya, sekarang ada yang aplikasi yang menyediakan resep makanan yang sangat lengkap. Nama aplikasinya adalah Y ummy App .